Kamis, 10 Maret 2016

Hypnosys+Birth = An inspiring Hypnobirthing class

Ini bukan hipnotis ala-ala Romi Rafael ya, meskipun prinsip-prinsipnya beberapa ada yang mirip sih. Lalu apa hubungannya hipnotis depan persiapan kelahiran dan menjalani proses kehamilan yang lebih nyaman? Kalau pemahaman saya lebih ke sugesti sih ya. Ibu hamil bawaannya baper ya. Apa-apa dipikirin jadinya malah pusing dan stres sendiri. Padahal insya Allah semua bisa teratasi kalau kita memberdayakan body, mind, and soul kita. Nah ini mind and soul ini yang seringkali terlupakan. Padahal tubuh kita ini tidak berdiri sendiri, melainkan disupport oleh jiwa dan pikiran. Kalau jiwa dan pikiran kita positif, maka efeknya juga akan positif ke badan. Contoh kecilnya kalau kita yakin kita akan sehat-sehat saja, insya Allah badan pun akan ikut sehat, percaya deh.

Sama halnya dengan saat kita hamil di saat setiap organ kita menjadi sangat sensitif dan sebentuk kehidupan sedang berkembang dalam rahim kita, subhnallah ya. Itung-itung liburan juga, saya dan si munyu berangkat ke Bandung buat ikutan kelas. Niat banget kan. Alhamdulillah si munyu support walaupun paginya kita harus ngejar kereta dalam kondisi hujan-hujan naik motor pula. Sampai di kelasnya rasanya semua perjuangan itu terbayar deh karena materinya yang padat berisi, udah kayak sari roti. Ada 6 pasang peserta dan rata-rata yang ikutan diatas 25 minggu kehamilannya karena ada materi optimalisasi posisi janin. Aku kayaknya yang paling kecil karena masih 19 minggu. Ra po po niatnya kan lebih cepat tau lebih baik ya. Pengajarnya salah satu praktisi hypnobirthing indonesia, bidan yang lebih akrab dipanggil Mba Rini.

Ngapain aja sih di kelas? Jadi kelas ini dibagi dalam 2 sesi hari Sabtu dan Minggu masing-masing 3-4 jam lah ya. Menurut aku lebih efektif begini, karena baru 3 jam aja si munyu udah nguap2 mulu bu. Gimana kalau sesinya panjang, bisa tertidurlah dia di dalem kelas. Hari pertama kita belajar dan praktek tentang hypnobirth. Ini seingat aku saja ya tidak urut. Yang utama adalah komunikasi dengan janin. Tangan kanan ditaruh di dada, tangan kiri ditaruh di perut, lalu ambil napas dalam hembuskan perlahan, tutup matanya. Mulai bicara dengan si dedek bayi di perut. Bukan cuma bundanya lho, tapi ayahnya juga. Lucu deh deh si munyu ngobrol sama dedeknya. Kalau dedeknya sudah besar katanya dia akan bisa memberikan respon lewat tendangan. Kita bahkan bisa nanya lho jenis kelamin dedeknya, kapan dedeknya mau lahir, sampai nitip pesan hati2 kalau main tali pusarnanti dikembalikan lagi ke tempatnya.

Yang kedua kita juga diajarkan membuang sampah-sampah dari diri kita, duh lupa istilahnya apa. Agak absurd tapi it works. Pejamkan mata, ambil napas, lalu gosok kedua tangan sampai terasa hangat, dekatkan dan jauhkan kemudian ikuti saja kemana tangan kita mau bergerak. Jadi gerakan tangan tiap orang beda-beda. Ibarat rumah ini kita sedang membersihkan isinya dari bentuk trauma masa lalu yang bahkan tidak kita sadari.

Berikutnya kita diajari untuk menciptakan afirmasi positif. Intinya untuk membentuk persepsi positif pada bayi maupun proses kehamilan kita. Jadi afirmasi positif itu tidak mengandung kata negatif dan kata 'akan'. Misalnya 'Saya melahirkan bayi yang sehat dengan mudah, lancar, dan damai'. Nah ini nanti dipasang di dekat kasur agar mudah terlihat setiap saat.

Materi favorit aku adalah saat para ayah berusaha membuat rileks bundanya dengan teks yang sudah disiapkan. Intinya si ayah akan mengulang-ulang kata rileks dan damai. beneran ini bisa bikin bunda bobok lho. Ditambah lagi endorphin massage nya huuhuuu bikin rileks banget. Dengan catatan ini dilakukan oleh pasangan ya. Power of love banget deh. Bersambung yaa ke optimalisasi posisi janin................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar