Senin, 04 Desember 2017

Fahima's Miracle Feet

It's been like a decade blog ini gak diisi. Selama hampir satu setengah tahun ini membesarkan fahima kami telah menghadapi berbagai macam hal. Tulisan ini pun akhirnya saya buat setelah sangat tersentuh dengan kisahnya dedek Adam yang menginspirasi lagu Melawan Dunia-nya Ran dan Yura. Mereka yang tetap positif walaupun dicoba dengan seorang anak dengan penyakit langka. Lalu terbayanglah fahima kecil. Yang terlahir sempurna, tapi kami dicoba dengan posisi telapak kaki kirinya yang menekuk ke dalam. Dalam bahasa kedokterannya adalah CTEV atau kaki pengkor. Ayah Hima yang walaupun selalu diam adalah pejuang tangguh untuk keluarga kami keukeuh kalau Hima harus berobat ke RSO Solo dengan dr. Anung. Harga mati, gak bisa ditawar lagi karena pengobatan ke dokter lain belum tentu akan membuahkan hasil yang baik.

Saya tidak bisa menggambarkan bagaimana rasanya harus meninggalkan fahima kecil yang baru berusia 3 bulan di rumah orang tua saya. Namun, itu adalah pilihan terbaik yang kami miliki saat itu mengingat fahima harus terus kontrol bolak-balik blora-solo dari seminggu sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali. Anak sekecil itu harus beraktifitas dengan gips di kakinya, di lanjutkan dengan sepatu dennis brownnya selama 23 jam di awal hidupnya sungguh bukan hal yang mudah untuk kami. Ditambah posisi kami berjauhan dan perjuangan untuk meng-ASI-hi fahima jarak jauh juga harus berlanjut. Saya begitu keras kepala tentang ASI saat itu, apapun akan saya lakukan karena saya pikir hanya itulah yang bisa saya berikan untuk putri kecil kami. Bolak-balik seminggu sekali, sampai menitipkan asi di pengiriman kereta api dengan rasa was-was. Alhamdulillah semua telah terlewati. Saya sendiri takjub bagaimana akhirnya kami bisa melalui fase ini.

Sekarang kami telah bersama. Alhamdulillah, Allah juga menitipkan seorang pengasuh yang amanah untuk kami. Pengobatan fahima masih berjalan, sekarang kontrol setiap 3 bulan sekali. Kemajuan yang paling terasa adalah saat dia akhirnya mulai berjalan saat usia 15 bulan. Sungguh Allah tidak pernah meninggalkan kami. Diantara cobaan-Nya, fahima bisa berjalan tumbuh kembang normal seperti anak-anak lainnya. Kisah Adam mengingatkan saya kembali bahwa anak-anak istimewa dititipkan untuk orang tua yang istimewa juga. Pasti ada kemudahan bila kita dengan sepenuh hati menjaga amanahnya. Bagi Bapak/Ibu yang putra-putrinya mengalami CTEV juga, sependek pengetahuan kami berobat ke RSO Solo kepada dr. Anung adalah pilihan terbaik. Banyak pasien yang sudah mencoba penyembuhan ke dokter lain tetapi hasilnya tidak memuaskan dan menyebabkan anak harus mengulang proses penyembuhannya. Semoga bisa menjadi info yang bermanfaat ^^