Minggu, 27 Desember 2020

A life-long diet

 Helloo..I'm back. Bersalah banget sudah lama gak nulis. Sekalinya buka akun blog, jadi ingat lagi memori yang dulu-dulu. Senang rasanya, semoga setelah ini semakin konsistem nulisnya.Nah ini adalah hadiah akhir tahun, yaitu waktu yang luang. Sangat sangat luang jadi bisa berkontemplasi memikirkan kembali apa tujuan hidup tsahh...

Jadi tahun 2020 ini sangat spesial bagi penduduk bumi. Allah memberikan 'hadiah' bernama virus korona yang membuat semua manusia lebih humble. Lebih banyak stay di rumah, lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, dan gak melulu sibuk diluaran. Pandemi ini benar-benar mengubah bagaimana kita hidup. Kemarin gak sengaja lewat depan ICE BSD dan merasakan betapa lengangya tempat yang biasa penuh event sepanjang tahun. Berarti selama ini kita sibuk banget ya hidup diluaran sampai rumah mungkin cuma jadi tempat tidur aja. Selebihnya ya di mall, kafe, kantor, toko buku, you name it. 

Dann..setelah ada vaksin pun ternyata virusnya sudah berevolusi jadi lebih canggih lho. Mungkin Allah berkehendak agar keberadaan virus ini akan mengubah hidup kita SELAMA-LAMANYA. Manusia selama ini sudah sombong banget, lupa diri, lupa lingkungan, economy first jadilah virus ini ada agar kita selalu ini bahwa kita ada sebutir debu bagi Sang Maha Pencipta. Insignificant. Gak penting. Sama virus yang gak keliatan pun sudah takut setengah mati. 

Anyway, awal keberadaan virus ini mengawali masa lock down di rumah yang cukup panjang. Berbekal ilmu ngawur saya berasumsi bahwa untuk menjaga stamina tubuh kita harus banyak makan gak boleh laper. Hasilnya kulkas tidak pernah kehabisan stok cemilan. Risoles, dimsum, kue-kue, somay, ada juga sih buah-buah tapi porsinya gak sebanyak cemilan yang asin gurih itu. 

Tak terasa 3 bulan sudah berlalu. Hasil nyata dari lockdwon itu adalah badan saya yang makin mekar. Awalnya pengen denial aja, tapi timbangan tidak bisa deny jarum yang sudah di angka 70an. OMG, I really need to do something, but what? Diet? Ahh laperrr. Tapi kita coba dulu aja yuk.

Awalnya saya ikut cardio tanpa ada target apa-apa. Olahraga biasa aja tiap weekend. Tapi pola makan tetep gak mau berubah. Sampai kami kedatangan member baru yang sudha berhasil 'kurusan' dan turun 5 kg. Wow, can I do it? Mbaknya share kalau dia dan suami sedang diet defisit kalori. Kami kepo dong apa sih itu. Ya intinya mengonsumsi kalori dibawah kebutuhan per hari agar kelebihan kalori lainnya bisa dibakar.

Saya mulai dengan download aplikasi Fat Secret dan mencatat apa saja yang saya makan. Terus pernah juga langganan beberapa katering diet. Seterusnya dikira-kira aja sendiri. Alhamdulillah dengan izin Allah yeayy saya dapat hadiah turun 9 kg setelah 3 bulan. Bukan prestasi yang wow banget kalau dibandingkan sama Tya Arestya ya yang turunnya sampai 23 kg. Tapi berat badan ini dan pola hidup yang baru mengubah hidup saya.Sekarang di angka 60 kg. Masih belum ideal tetapi jauh lebih enteng. 

Benar memang untuk love yourself love your body. Tetapi bentuk cinta kita kepada tubuh kita ini adalah dengan memasukkan yang baik-baik aja untuk tubuh kita. Kebebasan harus disertai juga rasa tanggung jawab. Jaman now ini makanan kekinian yang full gula, lemak, bertabur keju dan cokelat mudah ditemukan dimana aja. Tantangannya jaman now justru bagaimana kita bisa mengendalikan pola makan kita ini. 

Bukan berarti saya jadi gak makan gorengan atau minum manis ya. Cukup dikontrol aja jumlahnya. Kan ini bukan diet mingguan atau bulanan, emang kuota internet. Diet adalah way of life, seumur hidup. Memilih makanan dan selektif pada apa yang baik untuk tubuh. Jalan kaki 30menit sehari. Tidur cukup. Udah itu aja. Tubuhmu sempurna, maka dia akan dengan sendirinya menjadi lebih baik.