Jumat, 13 Maret 2015

Menjadi ASN

ASN apaan sih? Mungkin orang lebih familiar dengan istilahnya yang lain yaitu PNS. Nah udah tau kan, kepanjangan ASN adalah Aparatur Sipil Negara. Di tengah pro dan kontra masyarakat tentang ASN ini toh jumlah peminatnya setiap kali pembukaan lowongan tidak pernah surut. Mungkin banyak dari yang mencibir ikutan daftar juga hehehe. Menjadi ASN mungkin juga bukan cita-cita saya dari kecil, tetapi disinilah saya sekarang, salah satu Kementrian di daerah Gambir. Tulisan ini hanya merupakan hasil partisipasi obeservasi saya selama 2 minggu ini. Kedalamannya jelas meragukan, tetapi mungkin bisa memberikan sudut pandang yang lain. Pertanyaan yang sering diajukan mungkin adalah setelah bekerja di swasta mengapa mau pindah menjadi ASN yang gajinya kecil? Dan jawaban saya yang paling umum adalah karena bekerja di swasta capek, lalu memangnya jadi ASN gak capek? Mungkin bukan cuma capek secara fisik ya tetapi juga capek secara mental. Saat ini memang belum ada kesibukan, tetapi walaupun sibuk pun tidak ada tekanan mental yang terlalu. Dan saya suka kesibukan tanpa tekanan. Yang agak bikin down sebenarnya adalah.... sebagai anak baru saat ini saya bebas tugas. Terdengar menyenangkan tapi sebenarnya membosankan. Tetapi disini saya tidak harus berpura-pura sibuk. Di tengah kebosanan saya mengisi waktu dengan mengobrol, nulis blog, dan baca buku. Dan tidka terasa jarum jam pun berputar. Saya nyaman dengan ritme kerja yang sibuk tapi tidak menekan dan menghargai apa yang saya kerjakan. Saat itu pun saya mengikuti proses dengan harapan dapat melakukan pekerjaan yang berarti, bukan untuk saya sendiri a.k.a tapi untuk kepentingan lebih banyak orang. Terdengar agak-agak idealis ya. Tapi sungguh dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat buat banyak orang saya merasa keberadaan saya lebih berarti. Misalnya tadi saya mengikuti workshop sosialisasi standart keamana produk tekstil untuk diekspor ke US. Lalu tiba-tiba dapat tugas mengumpulkan bahan-bahan tentang MEA untuk wawancara direktur dengan majalah internal. I felt like I did such an amazing job. Ribet tapi efeknya akan akn dirasakan banyak orang. Terutama terkait kesadaran konsumen kalau mereka berhak dan harus dilindungi dengan mendapatkan produk yang kualitasnya baik. Tentu saja ini bukan lolly land yang isinya manis aja, tentu ada pahit2nya. Hal-hal yang membuat kadang saya nyengir. Kok bisa ya. Yang paling umum yang 'kekeluargaan' di lingkungan semua PNS. Semua orang pasti ada entah ayah, ibu,, paman, bibi, keponakan, cucu, cicit kali disini,. Samoai-sampai ada yang heran kenapa saya bisa diterima tanpa seorang pun kerabat internal. Dan...karena beberapa orang mungkin saking gak ada kerjaannya, omongannya kurang bermutu. Entahlah rasanya kurang profesional saja dan kurang pas untuk lingkungan kerja. Ini belum termasuk urusan duit-duitan yang saya gak tau juga kenapa program sekecil apapun ada honornya. Untuk yang ini saya no comment aja karena belum tau gimananya. Terlepas dari segala macam baik dan buruknya, yang penting kita luruskan niat saja. Kalau niatanya sudah baik sudah lurus saya yakin hasilnya pun berkah. Aminnn....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar