Rabu, 11 Februari 2015

Ketika langkah baru akan dimulai...

Tidak semua rencana kita akan berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Perlu waktu cukup lama bagi saya untuk belajar menghayati kalimat itu. Saya selalu penuh rencana, dan saya pikir karena rencana-rencana itulah hidup selalu penuh tantangan dan tidak pernah membosankan. Setelah menyelesaikan studi S2, seperti biasa saya selalu punya rencana. Menjadi dosen di lingkungan kampus lalu menikah. Mungkin saya terlalu terburu-buru ketika mengejar mimpi yang pertama. Saya berusaha menghubungi dosen-dosen, rajin ke kampus, tapi sepertinya saat itu belum ada tempat untuk saya. Sementara itu orang tua sepertinya sudah resah, padahal saya baru satu bulan lulus. Saya pun mulai menapaki masa sebagai 'job seeker', rajin pergi ke CDC, ikut beberapa kali tes dan ternyata gagal (hahahaha), dan menghubungi teman-teman lama (siapa tau ada lowongan disana). Saya pun sempet mengikuti interview di salah satu NGO, dan mereka bertanya mengapa dengan ijazah yang saya miliki saya mau bekerja untuk mereka, padahal saya bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang menawarkan gaji lebih baik. Setelah beberapa bulan pergulatan, akhirnya saya bekerja di salah satu bank asing si bagian corporate communication. Jauhhh sekali dari cita-cita saya sebelumnya. Tapi dari sinilah pelajaran dimulai. Bahwa cita-cita yag besar tidak bisa dicapai dengan mudah, terkadang kita harus berbelok dulu sebelum akhirnya bisa kembali ke track yang kita rencanakan sebelumnya. Sekarang sudah hampir satu tahun saya bekerja dan di tengah suka duka, saya sangat bersyukur bisa mendapatkan 'taste of working' disini. Bahwa cari uang itu susah, bahwa setinggi apapun pendidikan kita, ketika kita newcomer tetap saja akan disuruh-suruh. Saya belajar merendahkan diri, saya belajar menangani hal-hal kecil, dan itu tidak buruk karena memang seperti itulah bekerja. Mungkin karena itulah fresh graduate kadang-kadang banyak yang 'songong' hahaha. Alhamdulillah saya sudah melewati fase itu dan insya Allah bisa bersikap lebih dewasa. Setahun ini juga membuat saya tersadar, bahwa semakin kita dekat kepada Nya, kita tidak perlu takut karena cerita Nya akan lebih indah dari rencana kita. Tepat satu tahun setelah saya meninggalkan Korea, di hari yang sama seperti tahun lalu saya menghadapi interview di salah satu kementrian. Setelah proses selama kurang lebih enam bulan, alhamdulillah saya mendapatkan amanah ini. Bisa memanfaatkan waktu, usia, kompetensi saya untuk ibadah, itulah tekad saya. Rasanya kesempatan ini akan sangat menyenangkan, tidak sempat terpikir kalau ini berarti saya harus mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman disini. Rasa ini seperti malam sebelum saya menikah, senang menyambut hal baru, agak cemas dengan kemungkinan-kemungkinan di depan yang belum jelas, dan perasaan gelisah karena harus meninggalkan orang-orang yang saya cintai. Tidak terasa besok adalah hari terakhir saya bekerja disini. Pagi tadi saya sudah mulai merenungkan dan menikmati perjalanan saya dari kantor ke rumah. Jalan yang terlihat biasa, jalanan yang dulu sering saya lewati dengan terburu-buru, jalanan yang saya terjang ketika hujan deras atau banjir disisi kanan dan kiri, jalanan yang walau dekat tetapi mulai besok pasti akan jadi asing dan jarang dilewati. Hidup berputar dan berganti, demikian pula dengan orang-orang yang ada dalam kehidupan kita. Saya sangat bersyukur menghabiskan waktu disini dengan orang-orang yang baik. Dan saya siap untuk langkah baru ini.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar